Surakarta, 2 Desember 2024 – Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UIN Raden Mas Said Surakarta kembali menggelar seminar ilmiah dengan tema "Pembelajaran Nahwu Aplikatif untuk Keterampilan Berbahasa". Acara ini berlangsung di Aula PPG UIN Surakarta dan dihadiri oleh dosen dan mahasiswa prodi PBA. Seminar ini merupakan bagian dari upaya Prodi PBA untuk terus memajukan pembelajaran bahasa Arab, khususnya dengan fokus pada aspek tata bahasa (nahwu) yang aplikatif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa.
Seminar menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidang nahwu dan pendidikan bahasa Arab, yakni Drs. Subanji, M.Ag., seorang Dosen dan Juga penulis buku nahwu akurat dan cepat, dan Muslihudin, M.Pd., yang dikenal sebagai praktisi dan peneliti dalam bidang pembelajaran nahwu di Indonesia. Keduanya memaparkan materi yang komprehensif, memberikan wawasan baru terkait pendekatan pembelajaran nahwu yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Muhammad Zaenuri, M.Pd., dosen pengampu mata kuliah nahwu di Prodi PBA, dalam sambutannya menyatakan bahwa seminar ini diharapkan dapat memberikan pencerahan dan inspirasi baru bagi mahasiswa dan praktisi pendidikan bahasa Arab, terutama dalam mengaplikasikan ilmu nahwu untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi. "Pembelajaran nahwu seringkali dianggap sulit dan membosankan, namun melalui pendekatan aplikatif, kita berharap mahasiswa dapat melihat sisi praktis nahwu dalam membentuk kalimat yang benar dan meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab," ujar Zaenuri.
Drs. Subanji, M.Ag., sebagai narasumber pertama, memaparkan topik "Langkah-langkah Belajar Nahwu yang Aplikatif dan Fungsional". Beliau menjelaskan pentingnya memahami nahwu tidak hanya sebagai sekumpulan aturan tata bahasa, tetapi juga sebagai alat yang mendukung keterampilan berbicara dalam bahasa Arab. Menurut Subanji, pendekatan yang lebih aplikatif memungkinkan mahasiswa untuk langsung mempraktikkan kaidah nahwu dalam percakapan sehari-hari, sehingga pembelajaran bahasa menjadi lebih kontekstual dan bermakna. "Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkannya dalam bentuk dialog, percakapan, dan diskusi. Ini membantu mereka memahami fungsi tata bahasa dalam komunikasi nyata," tuturnya.
Lebih lanjut, Subanji juga memberikan beberapa strategi pembelajaran nahwu yang mudah diterapkan, seperti pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), permainan bahasa (language games), dan penggunaan media interaktif digital. Pendekatan ini, kata Subanji, dapat mengatasi kejenuhan mahasiswa dalam belajar tata bahasa yang selama ini terkesan kaku dan terlalu akademis. "Dengan metode yang lebih dinamis, diharapkan pembelajaran nahwu menjadi lebih menarik dan efektif," tambahnya.
Narasumber kedua, Muslihudin, M.Pd., dalam presentasinya membahas perkembangan pembelajaran nahwu di Indonesia serta peran para tokoh pembaharu dalam modernisasi pengajaran nahwu. Muslihudin mengungkapkan bahwa di Indonesia, pembelajaran nahwu telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Beberapa tokoh pendidikan, seperti Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari, telah berperan penting dalam merumuskan metode pembelajaran nahwu yang lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
"Di era modern ini, pembelajaran nahwu harus lebih fleksibel dan relevan dengan tuntutan zaman, terutama dalam menghadapi era digital dan globalisasi," ujar Muslihudin. Beliau juga menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab, seperti aplikasi berbasis mobile dan platform e-learning yang dapat memfasilitasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan memperluas akses terhadap materi nahwu bagi mahasiswa di seluruh Indonesia.
Muslihudin juga membahas tantangan yang dihadapi dalam pembaruan metode pengajaran nahwu, termasuk resistensi terhadap perubahan dari sebagian kalangan akademisi dan pengajar yang masih terpaku pada metode konvensional. "Kita perlu menyadari bahwa pembaruan ini bukan untuk meninggalkan tradisi lama, tetapi untuk menyempurnakan cara kita menyampaikan ilmu agar lebih efektif dan sesuai dengan perkembangan zaman," jelasnya.
Seminar ini mendapat sambutan antusias dari para peserta, yang merasa mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana pembelajaran nahwu dapat disampaikan secara aplikatif dan relevan dengan kebutuhan komunikasi bahasa Arab saat ini. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa seminar ini membantu mereka memahami bahwa tata bahasa Arab bukan sekadar hafalan aturan, tetapi juga keterampilan yang dapat diterapkan secara langsung dalam berbicara dan menulis bahasa Arab.
Salah satu peserta, neila, mahasiswa semester tiga Prodi PBA, mengungkapkan, "Saya sangat terbantu dengan pemaparan yang disampaikan oleh narasumber, terutama dalam hal bagaimana cara menghubungkan teori nahwu dengan praktik berbicara. Sebelumnya saya merasa belajar nahwu itu sulit, tapi setelah mengikuti seminar ini, saya jadi lebih paham dan termotivasi untuk terus belajar."
Dengan berakhirnya seminar ini, diharapkan mahasiswa Prodi PBA UIN Raden Mas Said Surakarta dapat terus mengembangkan keterampilan berbahasa Arab mereka melalui pendekatan nahwu yang aplikatif dan fungsional. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari komitmen Prodi PBA untuk terus menghadirkan inovasi dalam pengajaran bahasa Arab yang relevan dengan perkembangan zaman.
Seminar ini tidak hanya membuka wawasan tentang pengajaran nahwu, tetapi juga menjadi langkah maju dalam pengembangan kurikulum bahasa Arab di Indonesia, terutama dalam memadukan teori tata bahasa dengan praktik komunikasi yang nyata. Prodi PBA UIN Raden Mas Said berkomitmen untuk terus menjadi garda terdepan dalam inovasi pendidikan bahasa Arab di tanah air.